Minggu, 19 April 2020

Mengulik Sistem Pendidikan Vokasi di Negeri Bawah Laut (3)



Seperti yang sudah saya sampaiakan sebelumnya bahwa kerjasama dengan industri merupakan kekuatan utama untuk lembaga pendidikan vokasi (SMK) dikarenakan manfaatnya baik untuk sekolah maupun untuk industri. Oleh karena itu kerjasama antara SMK dan dunia industri merupakan sesuatu yang digarap serius oleh Innocap program kerjasama Indonesia belanda ini. Sehingga pada minggu kedua kunjungan kami ke Belanda kami diberi kesempatan untuk mengadakan kunjungan industri. Mengingat ada tiga kelompok yang berbeda: hortikultura, peternakan ungags (poultry), dan ruminansia, maka kami dijadwalkan mengunjungi wilayah industri yang berbeda. Wilayah kunjungan untuk kelompok hortikultura terletak di wilayah Belanda selatan.  Beruntung sekali saya mendapatkan kesempatan mengunjungi beberapa industri terkait pertanian hortikultura seperti: Lans Tomaten, Greenpack, Rijk Zwaan, Ter Laak, Perusahaan Decorum, dan Koopert Biological System. Berikut adalah hasil observasi saya tentang gambaran perusahaan dan apa yang bisa di adopsi untuk diterapkan di Indonesia khususnya SMKN 5 Jember.

Kunjungan Industri

1.  Lans Tomaten
Karena keterbatasan lahan pertanian, dan iklim yang cenderung dingin, tomat dan tanaman sayur lainnya tidak bisa tumbuh dengan baik di Belanda. Namun karena tingginya kebutuhan hortikultura, mendorong para petani untuk mencari cara dengan cara bercocok tanam di green house (rumah kaca) yang menggunakan teknologi canggih. Pertanian tomat di rumah kaca berteknologi tinggi ini, memberikan kondisi optimal bagi tomat untuk tumbuh dengan memastikan kontrol penuh terhadap lingkungan. Ada enam elemen yang memiliki peran penting untuk pertumbuhan sayuran yaitu kualitas air yang baik, suhu, cahaya, CO2 , kelembaban dan komitmen patani itu sendiri. Petani dapat memodifikasi pencahayaan dengan matahari buatan berupa lampu khusus, suhu, kelembaban, tingkat CO2, dan jadwal penyiraman. Pengaturan rumah kaca dan pemeliharaannya dilakukan dengan cara yang sangat profesional.  Setiap bagian dari rumah kaca seperti listrik, mengatur kacamata, arsitektur, pencahayaan, dan lainnya diatur oleh ahlinya.
Rumah kaca sangat efektif di Belanda dalam hal penggunaan air. Untuk menghasilkan 1 kg tomat, petani hanya perlu 8 liter air. Dibandingkan dengan Spanyol yang membutuhkan 50 liter air, atau bahkan rata-rata petani tomat di seluruh dunia yang membutuhkan 50 liter air untuk menghasilkan 1 kg tomat. Kuncinya adalah, di Belanda petani mendaur ulang air rumah kaca mereka.
 
Kesadaran akan Pertanian yang Bersih
Mendapatkan keuntungan bersih dalam jumlah tinggi bukanlah hal yang paling penting dalam pertanian Belanda, namun produk berkualitas tinggi yang minim pestisida atau yang disebut Clean Farming (pertanian yang bersih) adalah salah satu tujuan perusahaan. Tidak hanya untuk alasan keamanan di rumah kaca untuk petani, tetapi juga untuk konsumen. Mereka menggunakan agen hayati untuk mengatasi hama dan penyakit tanaman. Sebagai contoh predator alami untuk hama yang bisa didapatkan dengan mudah karena sudah diproduksi besar-besaran oleh perusahaan Koopert Biological Sistem.


Kontrol terhadap kebersihan juga dijaga secara ketat di dalam rumah kaca. Setiap orang yang memasuki rumah kaca harus dalam kondisi bersih atau steril. Kalau tidak, akan berpotensi menyebarkan penyakit bagi tanaman. Untuk menghindarinya, pengunjung harus menggunakan penutup untuk semua tubuh, kepala, tangan, dan kaki. Menggunakan cairan yang mengandung alkohol atau desinfektan juga digunakan sebagai tindakan preventif untuk melindungi tanaman.



Apa yang bisa diadopsi?
 Di ​​Indonesia, ada banyak green house atau lebih tepatnya screen house (karena biasanya tidak menggunakan kaca tapi menggunakan waring/screen) tetapi dalam bentuk yang lebih sederhana. Temperatur dan cahaya sangat berlimpah di Indonesia, tetapi perlu dikontrol dengan cara yang tepat untuk mengatur lingkungan agar pertumbuhan tanaman bisa optimal dengan memanfaatkan peralatan sederhana. Menyuntikkan CO2 juga merupakan praktik baik yang dapat membantu petani mencapai hasil maksimal. Jika kita memahami konsep pengelolaan rumah kaca, maka kita dapat memaksimalkan rumah kaca kita sendiri berdasarkan konteks lokal. Selain itu, prosedur kebersihan juga sangat penting untuk dilakukan. Mengurangi penggunaan bahan kimia seperti pestisida untuk keselamatan petani dan konsumen. Namun, jika kita tidak bisa menghindarinya, gunakan pestisida sesuai prosedur penggunaannya.

Bagaimanakah gambaran Industri terkait hortikultura lain yang saya kunjungi? Nantikan tulisan saya selanjutnya


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar